Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan
karena adanya peningkatan resiko infeksi. Respon imun ibu di pengaruhi oleh kehamilan jumlah
sel darah putih terutema neutrofil meningkat
dan sel lebih cepat respon terhadap tantangan. HCG merangsang produksi
dan respon neutrofil.kadar estrogen dan progesteron yang tinggi menurunkan
jumlah sel T helper dan meningkatkan jumlah sel penekan.infeksi ragi meningkat
pada kehamilan karena efek estrogen pada saluran reproduksi.
Kontraksi local kortikosteroid di sekitar janin dan
plasenta menekan aktifitas fisiologistik terutama dalam respon terhadap bakteri
gram. Hal ini berarti wanita mengalami
penurunan kemampuan respon terhadap
infeksi negative bakteri gram pada saluran reproduksi misalnya infeksi gonokokus dan E.coli.
Sel NK dan
sitoinin
Aktivitas
sel NK di sekitar uterus tertekan oleh peningkatan local prostaglandin E2.
Penekanan sel NK penting untuk penolakan janin namun ibu resistensi
terhadap pathogen intrasel, misalnya toxoplasma dan Listeria. Prororsi relatif
sitokinin menurun pada kehamilan.konseptus mengeluarkan sitokinin yang
berpengaruh pada jaringan secara lokal mendorong pertumbuhan trofoblas dan
kelansungan hidup janin.sekresi local sitokinin penting untuk melindungi janin
tanpa mengganggu fungsi imun ibu.
Antibodi dan limfosit B
Tapi Kadar sebagian besar antibodi tidak menurun,
selama kehamilan tapi konsentrsi IgG mungkin turun yang di sebabkan oleh hemodialusi, peningkatan
pengeluaran melalui urin. Atau penyaluran IgG melalui plasenta pada trimester tiga dan hal ini dapat
menigkatkan resiko infeksi.
Sekresi sitokinin oleh janin menurunkan imunitas
selular dan meningkatkan respon humoral.peningkatan responsivitas limfosit B
untuk mengompensasai penurunan aktivitas limfosit T, limfosit B juga
menghasilkan antibodi penghambat yang melindungi janiin dari serangan limfosit
T ibu..
Limfosit T
Selama kehamilan fungsi sel T tertekan terutama pada
trimester 1 dalam sirkulasi lebih rendah dan kemampuan berproliferasi dan
membunuh sel asing juga menurunn.Rasio sel penolong dan penekan berubah akibat
perubahan hormonal. Karena limfosit T berespon terhadap infeksi virus, maka
wanita hamil dapat mengalami peningkatan
resiko terjangkit inveksi virus.
SEL- SEL IMUN DI UTERUS
Uterus
sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu akan memiliki peranan
penting dalam penerimaan proses
penerimaan embrio. Lapisan endpmetrium uterus dapat dianggap sebagai jaringan
limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta serta jaringan limfoid
sekunder. Pada kelenjer getah bening , limfa danGut Associated lympoid Tissue
(GALT) Hal ini di sebabkab leukosit di temukan jumlahnya cukup banyak baik pada
daerah stroma maupuun eitell dari lapisan Endometrium. Sejumlah leukosit di
dapatkan baik secara tersebar mauppun
berkelompok bersebelahan dengan dengan kelenjer Endometrium pada stratum
basalis, dan pola ini akan berubah siklus haid.
Jumlah
sel-sel leukosit pada stratum fungsional
akan sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol
adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara bermakna pasca ovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lipatan
desidua saat usia kehamilan dini.
Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung mengadakan kontak dengan sistem
imun maternal, hal ini di sebabkan oleh
sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga pembuluh darah maternal. Respon imun maternal yang di timbulkan djanin pada alam kehamilan dapat di picu oleh
karena adanya interaksi sel-sel janin pada plasenta dan juga pengaruh faktor
sistemik maternal lainnya. Seperti
hormon.
PENGGOLONGAN ANTIBODI
1
.Antibodi IgG (Imunoglobin G )
- · Bagian terbesar imunoglobin serum (75%)
- · Distribusi merata pada ruang intra dan ekstravaskuler
- · Dapat melalui plasentadan memberikan kekebalan pasif alamiah terhadap bayi baru lahir.
- · Berperan dalam Reaksi anafilaktik
- · Berperan pada bermacam –macam reaksi imunoglobin prosipitasi pengikatan, komplemen, netralisasi toksin dan virus
- · Bertahan lama
- · Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani fagosit dansel sasaran.
- · Penting dalam pertahanan terhadap bakteridan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik.
- · Di produksi dalam jumlah banyak pada respon adaptif sekunder.
1. Antibodi
IgM ( Imunoglobin M )
- · Molekulnya bergabung dalam kelompok 5 “ pentamer Ig M “ sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK.
- · Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdifusi keluar aliran darah
- · Aktivator kuat bsistem komplemen
- · Penting dalam respon imun terhadap bakteri
- · Antibodi pertama yang di produksi tubuh dalam menghadapi antigen baru
- · Tidak dapat melalui plasenta
- · Lebih efisien bekerja aglutinasi, sitolisis dan sitototisik.
2. Antibodi
E (imunoglobin A )
·
Suatu Beta /Gamma globulin, jumlah dari globulin serum, kadar normal
·
Terdapat dalam
konsentrasi fungsi dalam kolostrum air mata cairan empedu, saliva, sekret sel
cerna
·
Tidak dapat melewati pacenta
·
Meningkatkan
fagositosis dan penghancuran Mikroorganisme dalam sel.
3. Antibodi
E(imunoglobin E )
·
Ekornya berlekatan
dengan reseptor di sel mast sehingga
berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas
·
Tempat pengikatan untuk
antigen di parasit yang lebih besar misal: cacing
·
Tidak melelui plasenta
·
Sebagian besar intravaskuler
·
Kadar normal dalam serum kecil, asmma dan
infeksi cacing.
4. Antibodi
D (imunoglobin D )
·
Berperan pada reaksi
·
Konsentrasi dalam serum
normal
·
Fungsi tidak di ketahui
dengan jelas
·
Intravaskular
·
Di temukan pada
permukaan limfosit B tali pusat.
ka boleh kasih sumber per paragraf dong !!!!!
BalasHapus