find for health journal

Loading

Selasa, 22 Oktober 2013

ANTISIPASI KEKERASAN PADA REMAJA


A.    Pengertian
1.      Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa anak-anak menuju kearah kedewasaan. Ditandai dengan kematangan dan perubahan fisik maupun emosi. Rentang usia remaja berbeda-beda. Merujuk pada UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Akan tetapi karena usia 18 tahun tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi yang “sehat” secara fisik, mental dan sosial untuk proses reproduksi. WHO telah meningkatkan cakupan usia remaja hingga usia 24 tahun.
2.      Pengertian Kekerasan
Kekerasan menurutStandard Definition for Childhood Injury Research adalah perilaku terhadap orang lain, yang menyimpang dari norma tingkah laku dan mempunyai risiko substantial menyebabkan kejahatan fisik dan emosional dengan subkategori: penyerangan fisik dan seksual, penyerangan emosional dan penelantaran, akibat perlakuan ini menyebabkan kerugian yang berat, ringan ataupun tidak timbul dengan segera.
B.     Bentuk-Bentuk Kekerasan
-          Kekerasan fisik
Adalah segala tindakan  yang disengaja dengan atau tanpa alasan, yang menyebabkan luka fisik seperti: dipukul, dibakar, digigit, diracun, diberi obat yang salah, ditenggelamkan dan lain-lain.
-          Kekerasan psikologi
Meliputi kutukan, mengucilkan, menolak, atau tindakan lain semacamnya. Termasuk dalam kekerasan psikologi adalah penolakan dan isolasi dengan cara terus menerus mengkritik anak, memarahinya tanpa alasan, menggoda atau memperlakukannya secara dingin, mengurungnya didalam rumah; mengancam dengan menggunakan kata ancaman, menghukum secara berlebihan, membuatnya takut, tidak nyaman dan tidak aman, dan berbohong dengan cara menyampaikan ide atau konsep yang salah, sehingga anak memahami hal yang salah, misalnya mengatasi kesulitan melalui cara kekerasan, hubungan seks atau penyalagunaan obat.
-          Kekerasan seksual
Adalah setiap tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya terlibat dalam aktifitas seksual yang tidak dikehendaki. Tindakan yang termasuk pelecehan seksual antara lain meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul, serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina, dan merasa dikendalikan, mungkin ditambahkan pandangan atau bahkan kata-kata yang melecehkan.
Jenis kekerasan yang sering dialami oleh remaja:
1.      Bullying
Andrew Mellor dari Antibullying Network, University of Edinburgh mendefinisikan bullying sebagai berikut: ”Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain berupa verbal, fisik dan mental dan ia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi serta merasa tak berdaya mencegahnya”
Bentuk-bentuk bullying:
o     Bullying verbal:  mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon, ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, menyebarkan rumor, penghinaan ras, mengancam lewat alat komunikasi elektronik, pesan-pesan tanpa pengirim, dan lain-lain.
o    Bullying fisik: menonjok, menampar, memukul, mendorong atau melakukan sesuatu yang menyebabkan terjatuh, mencekik, menendang, meninju, menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, mencengkeram dan memutar lengan atau kaki, merusak pakaian atau properti pribadi, gerakan-gerakan mengancam, membuat perkelahian, menodongkan senjata, mencuri, dan lain-lain. Bullying psikologis: mengucilkan, mengisolir, menjauhkan, mendiamkan, memfitnah, memandang dengan hina, dan lain-lain.
2.      Cyber-bullying
Terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain berupa verbal, fisik dan mental dan ia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi serta merasa tak berdaya mencegahnya dan terjadi di dunia maya. Efek cyber bullying bisa lebih parah dari bullying fisik karena sifat informasinya yang mudah tersebar dan cenderung membentuk opini masyarakat luas yang memberikan tekanan secara sosial
3.      Kekerasan dalam pacaran
Segala bentuk kekerasan, perilaku mengontrol, dan agresif yang terjadi dalam hubungan pacaran. kekerasan yang terjadi bisa berupa kekerasan verbal, emosi, fisik, dan/atau seksual. Perilaku yang bisa digolongkan sebagai kekerasan beragam bentuknya mulai dari tidak memperbolehkan pasangan bergaul dengan orang lain; memaki; cemburu buta; mengancam jika pasangan tidak mau menuruti keinginan pasangannya; memukul; sampai memaksa meraba, mencium dan melakukan hubungan seksual.
4.      Kekerasan Seksual
Setiap tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya terlibat dalam aktifitas seksual yang tidak dikehendaki.

C.    Dampak Kekerasan
Dampak dari kekerasan ini seperti kecacatan, kematian, gangguan emosi ringan sampai ringan, cenderung menjadi pelaku kekerasan, bagi anak yang dianiaya secara seksual bisa dikemudian hari dapat terjebak dalam kegiatan prostitusi.

D.    Faktor Penyebab Perilaku Kekerasan Pada Remaja
a. Faktor Internal
1. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2.      Kontrol Diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Contoh penyebab kontrol diri lemah adalah orang yang selalu memendam masalah dalam dirinya/tidak terbuka.
b. Faktor Eksternal
1.      Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan pendidikan agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.Pengaruh teman sepermainan
2.      Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya atau tidak selevel, berteman dengan anak nakal, dll
3.      Pengaruh lingkungan yang kurang baik, dampak negatif IPTEK, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya.

E.     Antisipasi Kekerasan
Beberapa cara agar remaja tidak menjadi korban kekerasan atau menjadi pelaku kekerasan :
-          Tingkatkan percaya diri
-          Melakukan kegiatan yang bermanfaat
-          Jangan bolos atau putus sekolah
-          Melakukan rekreasi
-          Mengurangi menonton yang mengandung kekerasan di media, baik game, tv, internet dll.
-          Pandai memilih teman dan lingkungan yang baik
-          Mengetahui bagian tubuh yang bersifat pribadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar