Anatomi
Payudara :
a. Bentuk
Berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor
( kauda ) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axila (disebut kauda
axilaris spence).
b. Letak
Terletak pada setiap sisi sternum dan meluas
setinggi antara kosta kedua dan ke enam, terletak pada pascia super pasialis
dinding rongga dada diatas petoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum
susupensorium.
c. Ukuran
Berbeda setiap orang tergantung pada stadium
perkembangan dan umur.
1. Struktur
makrokopis
a. Cauda
axilaris
Jaringan payudara yang meluas kearah axila.
b. Areola
Lingkaran yang terdiri dari kulit yang lunggar dan
mengalami pigmentasi dengan dmiameter 2,5 cm, areola berwarna merah muda pada
wanita berkulit cerah dan berwarna lebih gelap pada wanita berkulit coklat dan
jauh lebil gelap pada waktu hamil. Pada
kehamilan mamae membesar yang disebut tuberculum montgomery.
c. Papila
mamae
Terletak dipusat areola setinggi kosta ke4,
merupakan suatu tonjolan dengan panjang 6 mm. Tersusun dari jaringan erikter
berpigmen dan merupakan bagian yanmg sangat peka. Permukaan papila berlobang
berupa ostium papilare kecil yang merupakn muara ligtus laktiferus.
2. Struktur
Mikrokopis
Payudara tersusun atas jaringan kelenjar, jarinagn
lemak dan ditutpi oleh kulit. Jaringan kelenjar memiliki kurang lebih 18 lobus
yang dipisahkan oleh fibrosa struktur
didalam nya menyerupai sigmen buah anggur atau jeruk yang di belah. Setiap
lobus mempunyai satu unit fungsional yang terdiri dari:
a. Alveoli
Mengandung sel
yang mengsekresi air susu yang di sebut acini yang mengekresi faktor
dari darah untuk pembentukan air susu. Disekelilingnya terdapat sel miapital.
(sel keranjang/ basket ball/ sel laba-laba) sel ini apabila dirangsang oleh
oksitosin akan berkontaksi sehingga mengalirkan air susu kedalam ductus
lactiferus. Saluran kecil yang berhubungan dengan alvioli.
b. Ductus
lactiverus
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa
tubulus lactiferus.
c. Ampula
Bagian ductus laktiferus yang melebar ,yang
merupakan tempat menyimpan air susu. Ampula terletak di bawah aerola.
d. Vaskularisasi
Darah berasal dari kelenjar axilaris sebagian akan
dialirkan kedalam fisura partae hopar dan kelenjar mediastinus.
e. Drainase
limfa
Drainase
limfa terutama kedalam kelenjar axilaris, dan sebagian akan dialirkan kedalam
fissura portae hepar dan kelenjar mediastinum. Pembuluh limfatik dari
masing-masing payudara berhubungan satu sama lain.
f. Persyarafan
Dipersyarafan oleh cabang nervus thorachalis dan
terdapat sejumlah syaraf simpatis terutama di sekitar areola. Fungsi payudara
terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon, tetapi kulitnya dipersarafi oleh
cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis terutama
disekitar aerola dan papila mammae.
Tahap-tahap
perkembangan payudara
Kehidupan intra
uterin
Perkembangan payudara primer terjadi
pada kedua jenis kelamin dan dimulai pada kira-kira minggu ke-4 kehidupan intra
uterin.
Saat lahir
Terdapat pembesaran yang disertai
sekresi pada payudara bayi laki-laki maupun perempuan, ini dipengaruhi oleh
hormon yang beredar dalam tubuh bayi dan akan hilang dengan sendirinya, jika
kadar hormon ibu dan bayi telah mencapai kadar yang sesuai. Setelah periode
neonatal secara normal tidak terdapat aktivitas jaringan payudara dan aktivitas
ini baru timbul pada masa pubertas.
Masa pubertas
Terjadi perkembangan payudara yang
dipengaruhi oleh hormon, peningkatan
kadar estrogen, memacu pertumbuhan pembuluh lactifer dan papila seta areola
mammae akan menjadi lebih nyata. Peningkatan kadar progesteron, memcu
priliferasi alveoli. Jumlah jaringan lemak dan fibrosa akan meningkat, dan
jaringn lemak ini terutama yang menyebabkan bertambah besarnya payudara.
Masa mampu hamil/ masa
subur
Pada pertengahan akhir siklus menstruasi ,
kebanyakan wanita selama masa subur akan mengeluh adanya perubahan payudara
serupa pada keluhan sewaktu hamil. Perubahan ini disebabkan oleh progesteron
yang dihasilkan oleh corpus luteum, dan keluhan ini akan hilang dengan mulainya
menstruasi dan penurunan kadar progesteron.
Perubahan mammae selama
kehamilan
umur kehamilan
(minggu)
|
Perubahan yang terjadi
pada mammae
|
3-4 minggu
|
Ada sensasi rasa
nyeri, ductus dan alveoli membesar
|
6 minggu
|
Ukuran payudara
bertambah besar
|
8 minggu
|
Mulai tampak 12-13
nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjer sebasea yang terdapat pada
puting susu yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum ( kelenjer
keringat yang ada diputing ) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan
kenyal.
|
10 minggu
|
kelenjar montgemeri
mulai tampak
|
12 minggu
|
Puting susu membesar
dan melunak, areola membesar, terjadi pigmentasi ( berwarna lebih gelap )
dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm.
|
16 minggu
|
colostrum sudah mulai
di keluarkan, yang berasal dari kelenjer asinus yang mulai berekresi.
|
Mammae akan membesar dan tegang
akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progsteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu.
Estrogen
menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel
asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel acini
sehingga terjadi prubahan-perubahan dalam sel sehingga terjadi pembuatan
kasein, laktalbumin dan lagtoglobulin. Dengan demikian, mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Dibawah pengaruh progesteron dan somatomamotropin terbentuk
lemak disekitar kelompok alveoli sehingga mamae menjadi lebih besar. Papila mammae akan lebih hitam,membesar, lebih tegak dan seluruh areola menjadi hitam karena hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari papila mammae
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum berasal dari kelenjer-kelenjer asinus yang
mulai bersekresi. Setelah partus, kolostrum ini agak kental dan warnanya agak
kuning. Meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air susu belum
berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH ( prolactine inhibiting hormone). Setelah partus dengan dilahirkannya
plasenta pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin terhadap
hipotalamus hilang, sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Selama kehamilan, payudara secara khusus
dipersiapkan untuk laktasi. Peningkatan kada estrogen dan progesteron dari
plasenta masing-masing menyebabkan perkembangan ductus dan alveolus dikelenjer
mammae. Prolaktin merangsang sintesis enzim yang diperlukan oleh sel-sel epitel
alveolus untuk mengjasilkan susu. Namun kadar estrogen dan progesteron yang
tinggi selama kehamilan mencegah prolaktin merangsang pembentukan susu.
Penarikan steroid plasenta pada persalinan akan memicu laktasi. Laktasi dipertahankan
oleh gerakan menghisap puting payudara, yang memicu pengeluaran oksitosin dan
prolaktin. Oksitosin menyebabkan penyemprotan susu karena hormon ini merangsang
mioepitel yang mengelilingi alveolus untuk memeras susu keluar melaui ductus.
Prolaktin merangsang pembentukan lebih banyak susu untuk mengganti susu yang
diperas keluar sewaktu bayi menyusui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar